Makasar, ibukota propinsi Sulawesi Selatan, memiliki banyak sekali objek wisata kota yang berupa bangunan dan tempat bersejarah maupun pantai-pantai indah yang dapat anda nikmati. Kota seluas 175,77 km² ini berpenduduk kurang lebih 1,25 juta jiwa dan terbagi menjadi 5 kecamatan, yaitu Makasar, Pinang Ranti, Halim Perdanakusuma, Cipinang Melayu, and Kebon Pala. Di kota ini hidup antara lain suku Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar serta suku- suku pendatang dengan suku bangsa Tionghoa sebgai komunitas pendatang terbesar.
Dimulai dari tepi laut, Pantai Losari adalah sebuah pantai yang amat terkenal dan menjadi kebanggaan masyarakat Makassar. Pantai ini menawarkan pemandangan senja dan sunset yang sangat indah. Di kawasan Losari banyak toko emas dan souvenir yang terletak di Jalan Somba Opu. Hotel-hotel ternama juga berada di sekitar kawasan Pantai Losari. Selain Pantai Losari, anda juga bisa menikmati fasilitas pemandian alam dan olah raga air di Pantai Barombong. Pantai ini terkenal karena keunikannya sebagai pantai berpasir hitam.
Di Kota Makassar bagian utara terdapat pelabuhan tradisional bernama Paotere. Pelabuhan tradisional ini adalah bukti peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo abad ke 14. Dari pelabuhan ini pula sekitar 200 armada Perahu Phinisi diberangkatkan menuju Malaka. Hingga saat ini Pelabuhan tradisional Paotere masih dipakai sebagai pelabuhan perahu rakyat seperti Phinisi dan Lambo dan masih berfungsi sebagai pusat niaga nelayan tradisional.
Beranjak ke tengah kota, anda dapat mengujungi Benteng Ujung Pandang atau yang sering disebut Fort Rotterdam yang juga peninggalan Kerajaan Gowa. VOC membangunnya kembali setelah mengalahkan kerajaan Gowa dan menamainya Fort Rotterdam. Saat ini Fort Rotterdam dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata dan sering digunakan untuk mengadakan pagelaran seni budaya.
Di dalam kompleks Fort Rotterdam, terdapat Museum La Galigo yang merupakan replika pusat pemerintahan kerajaan Gowa. Di dalamnya, museum La Galigo menyimpan banyak peninggalan kerajaan Gowa. Salah satu yang terkenal adalah naskah sastra yang tertulis diatas lembaran lontar sebanyak 3500 lembar berjudul I La Galigo. I La Galigo dinobatkan sebagai naskah lontar terpanjang yang pernah ada dalam sejarah Indonesia. Museum La Galigo sekarang berada dibawah pengelolaan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Satu lagi benteng bersejarah yang ada di kota Makasar, yaitu Benteng Somba Opu. Benteng yang dibangun mengelilingi kompleks Kerajaan Gowa dibangun pada abad ke-XV oleh Raja Gowa ke-X Tunipallangga. Benteng ini berbentuk persegi empat dengan dinding setebal 12 kaki. Di bagian Baluwara Agung inilah ditempatkan sebuah meriam terbesar yang pernah dimiliki oleh kerajaan di Indonesia pada jaman kolonial. Meriam yang dijuluki "Anak Makassar" ini berbobot 9.500 kg dengan panjang 6 meter dan berdiameter atau berkaliber 41,5 cm.
Wisata kota mengunjungi bangunan-banguna bersejarah dapat anda lanjutkan ke Masjid Al-Markaz Al-Islami. Masjid ini adalah tempat ibadah dan Pusat pengembangan Agama Islam yang terbesar dan termegah di Asia Tenggara. Al-Markaz Al-Islami memiliki lima menara dan salah satu menara menjulang hingga 87 meter. Selain masjid Al-Markaz Al-Islami, terdapat juga Masjid bergaya Arab kuno yang dibangun pada tahun 1907. Hingga sekarang masjid tersebut masih mempertahankan fungsinya yang dulu sebagai tempat ibadah.
Yang terakhir, anda dapat mengunjungi beberapa makam orang-orang yang pernah mengukir sejarah lokal maupun nasional. Makam Pangeran Diponegoro yang wafat pada tanggal 8 Januari 1855 dimakamkan di sebuah kompleks pemakaman keluarga di Jalan Diponegoro, Makassar. Selain itu, kota ini juga menyimpan Kompleks Makam Raja-raja Tallo yang dibangun sekitar abad ke-18. Di sini terdapat makam Raja Tallo ke VII, I Malingkaang Daeng Manyonri yang merupakan raja pertama yang memeluk Agama Islam. (Rob/310308)
Sumber: Dari berbagai sumber
Dimulai dari tepi laut, Pantai Losari adalah sebuah pantai yang amat terkenal dan menjadi kebanggaan masyarakat Makassar. Pantai ini menawarkan pemandangan senja dan sunset yang sangat indah. Di kawasan Losari banyak toko emas dan souvenir yang terletak di Jalan Somba Opu. Hotel-hotel ternama juga berada di sekitar kawasan Pantai Losari. Selain Pantai Losari, anda juga bisa menikmati fasilitas pemandian alam dan olah raga air di Pantai Barombong. Pantai ini terkenal karena keunikannya sebagai pantai berpasir hitam.
Di Kota Makassar bagian utara terdapat pelabuhan tradisional bernama Paotere. Pelabuhan tradisional ini adalah bukti peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo abad ke 14. Dari pelabuhan ini pula sekitar 200 armada Perahu Phinisi diberangkatkan menuju Malaka. Hingga saat ini Pelabuhan tradisional Paotere masih dipakai sebagai pelabuhan perahu rakyat seperti Phinisi dan Lambo dan masih berfungsi sebagai pusat niaga nelayan tradisional.
Beranjak ke tengah kota, anda dapat mengujungi Benteng Ujung Pandang atau yang sering disebut Fort Rotterdam yang juga peninggalan Kerajaan Gowa. VOC membangunnya kembali setelah mengalahkan kerajaan Gowa dan menamainya Fort Rotterdam. Saat ini Fort Rotterdam dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata dan sering digunakan untuk mengadakan pagelaran seni budaya.
Di dalam kompleks Fort Rotterdam, terdapat Museum La Galigo yang merupakan replika pusat pemerintahan kerajaan Gowa. Di dalamnya, museum La Galigo menyimpan banyak peninggalan kerajaan Gowa. Salah satu yang terkenal adalah naskah sastra yang tertulis diatas lembaran lontar sebanyak 3500 lembar berjudul I La Galigo. I La Galigo dinobatkan sebagai naskah lontar terpanjang yang pernah ada dalam sejarah Indonesia. Museum La Galigo sekarang berada dibawah pengelolaan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Satu lagi benteng bersejarah yang ada di kota Makasar, yaitu Benteng Somba Opu. Benteng yang dibangun mengelilingi kompleks Kerajaan Gowa dibangun pada abad ke-XV oleh Raja Gowa ke-X Tunipallangga. Benteng ini berbentuk persegi empat dengan dinding setebal 12 kaki. Di bagian Baluwara Agung inilah ditempatkan sebuah meriam terbesar yang pernah dimiliki oleh kerajaan di Indonesia pada jaman kolonial. Meriam yang dijuluki "Anak Makassar" ini berbobot 9.500 kg dengan panjang 6 meter dan berdiameter atau berkaliber 41,5 cm.
Wisata kota mengunjungi bangunan-banguna bersejarah dapat anda lanjutkan ke Masjid Al-Markaz Al-Islami. Masjid ini adalah tempat ibadah dan Pusat pengembangan Agama Islam yang terbesar dan termegah di Asia Tenggara. Al-Markaz Al-Islami memiliki lima menara dan salah satu menara menjulang hingga 87 meter. Selain masjid Al-Markaz Al-Islami, terdapat juga Masjid bergaya Arab kuno yang dibangun pada tahun 1907. Hingga sekarang masjid tersebut masih mempertahankan fungsinya yang dulu sebagai tempat ibadah.
Yang terakhir, anda dapat mengunjungi beberapa makam orang-orang yang pernah mengukir sejarah lokal maupun nasional. Makam Pangeran Diponegoro yang wafat pada tanggal 8 Januari 1855 dimakamkan di sebuah kompleks pemakaman keluarga di Jalan Diponegoro, Makassar. Selain itu, kota ini juga menyimpan Kompleks Makam Raja-raja Tallo yang dibangun sekitar abad ke-18. Di sini terdapat makam Raja Tallo ke VII, I Malingkaang Daeng Manyonri yang merupakan raja pertama yang memeluk Agama Islam. (Rob/310308)
Sumber: Dari berbagai sumber