Tidak ada catatan resmi sejak kapan Coto Makassar atau Coto Mangkasara ditemukan dan siapa yang pertama kali menemukan serta memperkenalkannya. Sampai saat ini, orang hanya tahu bahwa makanan ini adalah hidangan khas Makassar yang diciptakan oleh rakyat jelata dari suku Makassar. Bahan dasar utamanya adalah daging dan jeroan (isi perut) sapi, seperti hati, babat, jantung, usus, dan limpah. Cara memasaknya, bahan dasar tersebut direbus terlebih dahulu hingga lunak, lalu dipotong kecil-kecil. Kemudian dicampur dengan kuah yang dimasak pada tempat terpisah. Kuahnya adalah campuran dari berbagai macam rempah-rempah yang kemudian ditambahkan dengan gilingan kacang tanah yang sudah digoreng. Pada saat akan disajikan, makanan ini ditambahkan dengan bawang goreng, daun seledri, jeruk nipis, ketupat, serta burasa dan sambal.
Hidangan Coto Makassar ini dapat ditemukan di berbagai tempat di Kota Makassar, mulai dari warung pinggir jalan hingga di restoran, dengan harga berkisar antara Rp. 3.500,- hingga Rp. 7.000,- per-porsi. Di Kota Makassar, ada beberapa lokasi pedagang Coto Makassar yang cukup terkenal, seperti di Jl. Gagak, di Panakukang, dan di Jl. AP. Pettarani. Warung-warung tersebut buka sejak pagi hari hingga tengah malam.
Hidangan Coto Makassar ini dapat ditemukan di berbagai tempat di Kota Makassar, mulai dari warung pinggir jalan hingga di restoran, dengan harga berkisar antara Rp. 3.500,- hingga Rp. 7.000,- per-porsi. Di Kota Makassar, ada beberapa lokasi pedagang Coto Makassar yang cukup terkenal, seperti di Jl. Gagak, di Panakukang, dan di Jl. AP. Pettarani. Warung-warung tersebut buka sejak pagi hari hingga tengah malam.